Kisah seorang anak berjalan menjauh dari rumahnya menuju warung untuk membeli telur. Diperjalanan, sang anak bertemu dengan temannya yang ingin menuju ke warung yang sama, hanya saja anak ini ingin jajan. Diperjalanan, mereka bertemu dengan 3 orang temannya yang lain yang terlihat kebingungan di lapangan. Ketiga temannya itu sedang hendak bermain namun kekurangan orang. Awalnya anak yang ingin membeli permen ini mengajak temannya yang ingin membeli telur untuk bermain sekali, dan sang anak setuju. setelah bermain sekali, si anak sudah merasa gelisah dan ingin membeli telur, sehingga meminta untuk berhenti. Namun ada ajakan dari ketiga teman yang lain untuk melanjutkan permainan sekali lagi karena sedang seru-serunya. Sang anak juga merasa tanggung. Walaubegitu rasa ingin mengakhiri permainan itu selalu terbayang-bayang dengan kue yang tidak akan jadi dirumah jika ia tidak membelinya. Saat asik bermain, tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya. Membasahi tanah hingga membuat genangan di lapangan tempat bermain. sang anak mulai bingung, apakah ia menerobos hujam ke warung untuk membeli telur atau pulang saja karena sekujur tubuhnya sudah basah terkena hujan. cerita singkat, sang anak beserta teman-temannya pulang ke rumah masing-masing, meninggalkan lapangan tempat bermain. saat tiba dirumah, sang ibu sudah mengomel karena terlalu lama menunggu. Walaupun pada akhirnya, adonan donat yang akan dibuat sudah mengeras karena tidak diberi telur. Sang ibu kemudian berlari menuju ke rumah tetangga terdekat untuk menanyakan apakah mereka memiliki telur untuk dipinjamkan dulu, setelah hujan akan kembali. Akhirnya sang ibu mendapatkan telur. Sang anak mulai merasa tidak enak hati karena melihat sang ibu yang harus meminjam telur kepada tetangga.
Setelah donat jadi, donat tersebut kemudian diantar kewarung untuk dititipkan dan dijual, sebagai modal awal agar bisa berjualan kembali. Sayangnya, karena terlambat diberi telur, donat terbentuk namun teksturnya terlampau keras, hingga tidak ada yang membelinya. Sang anak merasa sangat bersalah atas kejadian tersebut dan sang anak berjanji tidak akan lalai apabila diperintahkan untuk melakukan sesuatu.
Kisah ini singkat, tetapi sangat banyak penyesalan yang didapatkan oleh sang anak, penyesalan akan bermain dan mendengarkan perkataan temannya, penyesalan karena tidak langsung ke warung walaupun pakaiannya sudah basah, atau sekedar membeli telur lalu kembali lagi untuk bermain bersama temannya. Sang anak mulai berargumentasi, bagaimana jika anak-anak yang mengajak bermain yang harus bertanggungjawab membeli donut itu, karena atas ajakannya ia terlambat membeli telur dan membuat donatnya tidak laku.
Keesokan harinya, sang anak sudah bertemu dengan anak yang ingin membeli permen tempo hari, sang anak hanya meminta maaf setelah mendengarkan penjelasan si anak. Si anak kecewa dengan sikap temannya, walaupun begitu sang anak tetap lega karena merasa temannya memiliki empati kepadanya. berbeda hal nya ketika bertemu dengan tiga anak lainnya yang sedang bersepeda. mereka bermain dan tidak mendengarkan si anak menceritakan kisahnya, hingga sang anak merasa sedih.
Bahasa Inggris: Kini menceritakan bahwa berdiri di atas kaki dan dikendalikan oleh diri sendiri itu sangat penting, karena sejatinya, kitalah yang bertanggungjawab atas diri kita sendiri, bukan orang lain :)
Comments
Post a Comment