Selamat malam teman-teman pembaca :D

Jumpa lagi diminggu awal bulan Juli 2024 ini. Oiya, seminggu lagi penulis akan memasuki usia 26 tahun, sedikit yang penulis ingin sampaikan diusia 25 tahun kemarin adalah nilai-nilai yang sempat penulis dapatkan. Selamat membaca <3

Di usia 25 tahun, setiap orang tentu akan menemui hal-hal yang berbeda. Mungkin ada yang masih berkuliah, ada yang memulai bisnis, ada yang sudah menikah, ada yang sudah menjadi pengusaha dan sebagainya. Di sisi penulis, usia 25 tahun adalah masa yang berat, dimana usia 24tahun sudah menyelesaikan pendidikan S2, namun menjelang usia 25tahun, penulis masih galau dengan pekerjaan yang akan cocok. Alhamdulillahnya, di penghujung 25tahun penulis sudah menemukan rezeki yang inshaAllah akan menjadi pekerjaan yang didukung oleh orangtua dan sesuai dengan keinginan penulis. Untuk teman-teman yang mungkin saat ini belum menemukan atau belum menjadi apa yang diinginkan, jangan khawatir ya, dengan tetap berusaha artinya kita sudah mendekati apa yang menjadi tujuan kita. 

Usia 25 tahun adalah masa dimana penulis merasa terombang-ambing dengan segala ketidakpastian, pekerjaan, pendidikan, kemampuan, keahlian, jiwa sosial, ekonomi bahkan krisis pada kepercayaan diri. Bagi penulis sendiri, usia 25 tahun "harusnya" menjadi masa kejayaan karena predikat seperempat abad yang menandakan pertengahan kepala dua (dewasa dan mandiri). Nyatanya, penulis salah dan menemukan fakta yang mencengankan. Diusia 25tahun, penulis berusaha menentukan roadmap hidup yang dicita-citakan, berusaha menuliskan timeline yang sempurna untuk setiap tindakan yang penulis inginkan sehingga bisa mencapai segala harapan diusia ini. Namun, setelah berputar-putar dengan harapan serta usaha yang dapat dilakukan oleh penulis, penulis seringkali masuk pada jalan buntu yang menyebabkan kembalinya pesimis dalam jiwa yang membara. Tentu saja penulis tetap bangkit dengan rencana baru yang lebih realistis namun hal itu belum cukup sehingga bermuara pada perasaan sia-sia. Saat mencari hiburan dengan berjalan- jalan, penulis tetap saja merasa tertekan melihat segala kenikmatan yang didapatkan oleh orang lain namun belum bisa digapai oleh penulis, bahkan dengan keluarga, penulis bisa merasa sangat sensitif apabila anggota keluarga lain membahas tentang karir diusia sekarang ini. Bisa kita bayangkan betapa mengerikannya hidup yang tidak bisa kita syukuri dan nikmati diusia 25 tahun ini. Itu adalah sudut pandang dari penulis, penulis tidak tau pengalaman menyenangkan hingga mengerikan apa yang teman-teman rasakan saat diusia 25 tahun dengan segala porsi kegagalan atau kebahagiaan yang telah dicoba. Mungkin itu adalah awal mula atau bahkan klimaks dari quarter life crisis yang dialami penulis entahlah, hanya dengan menjalani masa depan, penulis dapat mengetahuinya. 

Penulis akhirnya menyadari satu hal diusia 25 tahun ini. Kita memerlukan mental yang cukup kuat agar bisa keluar dari segala kegalauan 25 tahun. Akan sangat berat jika kita sendiri tidak dapat menempatkan diri pada keadaan yang bisa membuat kita tetap stabil. Tidak bisa bertemu dengan orang-orang sefrekuensi yang bisa menjadi teman cerita atau tidak bisa membangun komunikasi yang tepat dengan keluarga. Dukungan dari orang-orang sekitar  akan sangat membantu kita dalam menjalani kehidupan usia 25 tahun. Bagaimana tidak, kita mungkin merasa pada usia 25tahun tidak ada orang lain yang semenderita kita, mungkin tidak ada satupun orang yang mengetahui apa yang kita sedihkan, khawatirkan, bahkan kita bisa saja berpendapat bahwa tidak ada orang yang mengetahui bagaimana perasaan menderitanya kita. Hal yang seperti itu yang kemudian setiap hari mengganggu pikiran kita sehingga kita merasa risih sendiri dan merasa galau sendiri. 

Saat menemukan situasi "lingkaran setan" tersebut, kita memerlukan lebih dari sekedar kesadaran diri, teman atau keluarga. Kita perlu kepasrahan dan memerlukan keyakinan penuh kepada kuasa Allah swt. Kita pasti merasa tenang saat bersama dengan orang-orang yang bisa memaklumi kondisi kita pada usia 25 tahun, namun kadangkala berhubungan dengan manusia juga akan menunjukkan titik kejenuhan ketika bertemu dengan celah yang kurang menyenangkan untuk kita. Saat itu kita mungkin akan berpikir bahwa itulah sebabnya semakin bertambah usia, semakin kecil sirkel pertemanan orang-orang. Itulah mengapa penulis merasa kita membutuhkan lebih dari sirkel manusia di usia yang berat tersebut. Kita perlu menanamkan harapan yang lebih tinggi kepada sang pencipta karena hanya Allah swt yang dapat menunjukkan hadiah yang sangat membahagiakan ketika kita menaruh harap dalam titik terendah dalam hidup kita. Dengan adanya harapan, kita akan lebih mudah untuk bangkit dan berusaha setiap harinya. Bisa kita bayangkan, saat kita berada pada titik terendah, tidak menemukan orang yang mampu mendukung kita atau kita tidak memiliki kepercayaan akan kebesaran Allah swt, maka kita akan merasa sangat hancur dan tidak lagi memiliki semangat untuk berusaha. 

Oiya, seperti itu sepenggal cerita deskripsi setahun yang bisa penulis sampaikan, semoga diusia 25tahun kita semua, kita bisa menjadi manusia yang kuat ya teman-teman pembaca, gagal dan bersusah payah mencari jati diri di usia 25tahun akan lebih membahagiakan daripada kita tidak memaksimalkan nikmat waktu yang diberikan kepada kita, Semoga kita semua selalu sehat dan berubah menjadi lebih baik setiap harinya (read: tidak labil lagi, tidak mudah menaruh firasat buruk, dan berburuk sangka, lebih banyak bersabar dan lebih sering berdoa), semoga kita menjadi semakin bijaksana, dan semoga kita bisa semakin mencintai diri kita setiap harinya hingga usia bertambah kembali :) 


 


Comments

Popular posts from this blog