Selamat siang pembaca :D setelah beberapa hari menunda menulis, tidak terasa sudah 2 bulan waktu berlalu tanpa nilai kehidupan yang terabadikan, hehe

oiya, mari sedikit berbicara tentang teman. 

Kita sebagai makhluk sosial, merasa cukup kesulitan ketika tidak berinteraksi dengan orang lain, sekurang-kurangnya untuk meminta bantuan dan selebih-lebihnya untuk berbagi cerita kehidupan. Level tertinggi dari sebuah pertemanan menurut yang pernah penulis baca adalah ketika seseorang tanpa perlu menanyakan harinya, namun ia menceritakan bagaimana ia menghadapi ketidakpastian kehidupan. Jika sampai pada titik ini, 2 orang teman atau sahabat tidak akan merasa canggung lagi untuk menceritakan apapun karena sedianya mereka telah memegang persetujuan tidak tertulis untuk saling mendengarkan. Namun kadangkala, kondisi dapat mengubah persetujuan tersebut. Mungkin diawali oleh ketidakpekaan teman yang satu, atau kurangnya rasa penghargaan oleh teman pendengar. 

Dua orang berbeda yang kemudian menjalin pertemanan hingga persahabatan, tentunya tidak dapat menghindari perpecahan seperti yang dibahasakan diatas. Banyak faktor yang bisa mendorong munculnya rasa ketersinggungan bahkan memicu ketidakpedulian antar dua orang teman. Hingga di titik ini, sebenarnya yang diperlukan bukanlah mencari tau penyebab dan memperdebatkan mengapa hal itu menjadi sebuah masalah yang besar. Jikapun, ingin mencari tau kekurangan diri, itu sangat bagus namun tak perlu membuat masalah dan mempertanyakan hal itu kepada teman. 

Memasuki usia ke-25, penulis merasa bahwa ketidakpastian hidup dapat merubah siapa saja. Adanya keinginan untuk tetap hidup secara normal akan membuat manusia memilih jalan yang tidak memberatkan dirinya dan tidak perlu membuang energi untuk hal yang sepertinya tidak dapat menemukan titik terang. Hingga kadangkala, seseorang memilih untuk hidup sendiri, berkawan seperlunya tanpa perlu mengemis meminta perhatian yang sama oleh sahabatnya seperti sedia kala.

Kita selalu dihadapkan dengan pilihan di dunia ini. Pilihan untuk menangisi hidup yang sedih, atau pilihan untuk bersikap biasa-biasa saja setelah merasa tersakiti. Walau tidak mudah, jalan kedua yang mungkin harus menjadi pilihan setiap orang. Bukan karena kita adalah manusia super, tapi kesulitan yang kita hadapi akan membuat kita menjadi pribadi yang semakin kuat setiap harinya. 

Sedikit penulis tambahkan. Kadangkala, kita hanya perlu mengabaikan oranglain yang juga mengabaikan kita. Di dunia yang luas ini, Allah swt menciptakan banyak makhluk yang tentu saja memiliki rasa dan frekuensi yang sama dengan kita. Kita hanya perlu terus berjalan menemukan itu, jikapun nantinya frekuensi itu tidak berjalan lama, masih banyak orang unik lain yang bisa kita temui, toh sebagai manusia kita memerlukan adanya penghargaan. 

Maka kita bisa mencari, dimana kita dihargai, disitulah kita bisa menaruh harapan untuk hidup yang lebih baik. Untuk apa juga menaruh peduli yang tinggi kepada orang yang tidak menghargai kita?   

  

Comments

Popular posts from this blog