Selamat Sore,

Bagaimana kabarnya di bulan Syawal ini? semoga kita selalu sehat dan bersemangat.

Kita seringkali merasa stres, mungkin untuk kegiatan yang sedang kita lakukan, saat kita memikirkan masa lalu ataupun saat kita iseng memikirkan masa depan kita. Kutipan yang pernah saya dengar terkait stres adalah stres terjadi karena kita menghindari atau takut melakukan sesuatu sehingga kita selalu menghindar untuk melakukannya sedangkan waktu terus berjalan, menuntut kita melakukan itu. 

Jika dipikir-pikir, memikirkan masa lalu sehingga membuat kita stress adalah hal yang sangat membuang-buang waktu. Bagaimana tidak? peristiwa itu sudah terjadi dengan segala kenangan buruknya, dan kita meluangkan waktu untuk terus mengingat-ingat betapa menjengkelkannya, betapa malunya kita saat itu, toh itu juga sudah terjadi dan mungkin saja orang lain tidak peduli dengan apa yang kita rasakan saat itu, hm. So lets move on, kita lupakan masa lalu yang buruk dengan tetap menimbang amanat yang sudah kita dapatkan dari pengalaman itu untuk masa depan kita yang lebih baik.

Mari bergeser pada masa depan. Stres memikirkan masa depan adalah sebuah kekhawatiran yang juga tidak berdasar. Bagaimana tidak, kita belum masuk pada masa depan namun pikiran kita telah menjadi semerawut karena memikirkannya, apalagi jika kita memikirkan bahwa hidup itu memiliki akhir yang tidak seorangpun mengetahuinya. Alih-alih merasa stres atas masa depan, kita bisa merancang diri kita dari sekarang, mengatur aktivitas dan membuat latihan yang bisa membentuk diri kita di masa depan. 

Mari kita mundur sedikit, dimana kita berdiri sekarang. Stres untuk kegiatan yang kita lakukan sekarang adalah hal yang manusiawi, namun bisa kita hindari. Stres yang setiap hari kita alami mungkin seputar,  kamar tidur yang tiap harinya harus dibersihkan, air minum yang habis dan kita memikirkan beratnya mengangkat air galon, cucian menumpuk, tumpukan piring yang tak henti-hentinya berkerumun, rumah berantakan yang walaupun dibersihkan setiap menit akan kembali berantakan, beratnya bangun pagi setelah semalaman begadang,jalanan macet yang harus kita tempuh, sulitnya menemukan tempat parkir saat kita membawa kendaraan, hingga duri yang mungkin membuat ban kendaraan bocor karena kita menemukan bunga berduri yang bertebaran di perjalanan dan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan sedangkan kita sudah merasa lelah. Namun, ini hanya masalah harian yang harus kita jalani, belum akumulasi dari masalah bulanan, bahkan masalah tahunan. 

Banyak aktivitas yang selalu melibatkan perasaan kita hingga kita merasa berat hati. Saya jadi teringat ungkapan bijak dari seseorang bahwa kehidupan adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah yang lain. Ungkapan bijak selanjutnya adalah bukan seberapa besar masalahnya, tapi seberapa yakin dan kuat hati kita dalam menyikapinya. Lagipula, masalah hidup adalah sebuah latihan bertingkat agar kita bisa menjadi lebih kuat setiap harinya.

Semangat untuk kita semua, Jangan lupa "sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar (Qs. Al-Anfal [8]:46)"

 


Comments

Popular posts from this blog