Selamat siang dan selamat membaca, semoga bermanfaat!
Berbicara soal perfeksionis,
tentu berhubugan dengan adanya upaya untuk melakukan yang terbaik. sekilas, ada
dua pendapat berbeda yang akan kita dapati jika membahas terkait dengan
perfeksionis, yah tentu ada yang baik dan ada yang buruk. Lantas kita bertanya,
perfeksionis mana yang akan menjadi buruk dan apa bentuk perfeksionis yang
bernilai baik? Secara gamblang kita bisa bilang bahwa perfeksionis yang baik
adalah bentuk kerja keras yang dilakukan dengan sepenuh hati dan sangat
hati-hati untuk menyelesaikan sebuah task yang
diamanahkan. Sebaliknya, perfeksionis akan bernilai buruk jika sikap
perfeksionis itu menyebabkan kita tidak mampu untuk menyelesaikan sebuah amanah
karena perasaan kita yang kurang yakin atau selalu ingin menemukan yang ter
(paling) baik sehingga baru akan memulai melaksanakan task tersebut.
kita tentu sadar bahwa adanya keinginan untuk terlebih dahulu mendapatkan
sesuatu yang paling-ter baik akan membuat kita butuh waktu yang lebih lama
karena keinginan selalu mencari-cari dan membanding-bandingkan.
kita sebagai manusia akan
selalu berjalan dengan waktu. Sesuatu yang tidak dapat dikompromikan, sehingga
kadang kita merasa terus dikejar oleh waktu. nah jika diulik dari kalimat
sebelumnya, perfeksionis akan menyebabkan kita bisa menghabiskan waktu yang
lebih banyak untuk menyelesaikan sebuah task, sehingga kita mungkin
tidak terlalu puas dengan rentang waktu yang terlalu banyak untuk melakukan
sebuah pekerjaan.
Salah satu contohnya adalah saat
menyelesaikan makalah. Jika kita terus menerus mencari referensi yang paling
baik dari yang terbaik, itu akan memakan waktu yang cukup lama, meskipun
sebenarnya kita akan tetap mendapatkan manfaat dengan memperoleh informasi dari
membaca lebih banyak literatur. Namun hal ini akan tetap membuat kita harus
meluangkan waktu yang lebih banyak.
Jika dikulik dari dampak
positif, kita akan menemukan bahwa perfeksionis membuat kita akan lebih ulet
dan tabah dalam mengemban sebuah tugas. Kita akan merasa lebih legowo dan
ikhlas dengan mengerjakannya secara hati-hati. Selain itu kesenangan karena
bisa menyelesaikan tugas secara tepat waktu akan membuat kita Bahagia. Oiya Bahagia
tergantung perspektif masing-masing ya, setidaknya akan muncul perasaan puas
akan kemampuan terbaik yang telah kita curahkan dalam menyelesaikan sebuah task.
Jadi bagaimana? Apakah kita
bisa memiliki sikap perfeksionis yang justru membuat kita bahagia dan tidak
terbebani?
Comments
Post a Comment