Halo, bagaimana kabarnya hari ini? sudah cukup sibuk? atau sudah cukup produktif? noelis-kata mau menyampaikan sesuatu! selamat membaca <3
Seringkali pikiran manusia
menjelajah jauh ke masa depan ataupun masa lalu. Walaupun dirinya berada pada
masa sekarang. Tak jarang seseorang lantas memaknai keadaan mereka dengan
sesuatu yang sangat familiar sekarang ini, ya overthinking. Sejatinya manusia
memang diciptakan sempurna: raga, lengkap dengan akal dan hati. Akal dan hati kemudian menjadikan manusia memiliki
keunikan yang mungkin tiada dua. Keunikan yang lantas membuat manusia memiliki
kecenderungan yang berbeda-beda, yah. Ada yang masih memikirkan hal yang lalu,
ada yang telah berdiri kuat pada dirinya saat ini, dan ada yang fikirannya
telah jauh menembus cakrawala bahkan melampaui ketentuan tuhan.
Jika dipikir-pikir, selayaknya
orang yang normal, tiap orang pasti akan selalu menginginkan yang terbaik, bagi dirinya. Mungkin
ini bisa dikatakan sebagai sebuah harapan bagi seseorang yang normal. Namun adakalanya
alur kehidupan seseorang membuat pola pikir yang harus memenuhi ekspektasi dan
harapan yang sangat tinggi, bukan lagi menginginkan yang terbaik. Tetapi ingin
menjadi yang paling baik, paling good looking, paling pandai, paling
kaya, paling segala-galanya. Jika dipikir-pikir, manusia memang dikaruniai oleh
akal dan hati, sehingga hal ini bisa terpikirkan dan menjadi sebuah harapan. Namun
jika dipikirkan lebih dalam lagi, untuk apa kemudian seseorang harus menjadi
yang paling segala-galanya, jika hanya dengan mendapatkan yang terbaik dia
mampu untuk terus hidup dalam kedamaian?
Yah tentu saja dengan
akal dan hati manusia, akan muncul berbagai pandangan yang berbeda. Lantas kita
bertanya-tanya, kapan kah kehidupan kemudian dapat dikatakan sebagai damai? “Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan
mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana
sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti
sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil,
mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan
emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari
definisi-definisi di atas”.
Sepenggal kalimat diatas adalah
pengertian dari damai yang dimuat pada salah satu web (Sumber:(fatekunima.blogspot.com). Penulis tidak menutup pengertian damai dari hal
itu saja. Begitu pun dengan orang yang menuliskan naskah ini. Damai akan sangat
subjektif bergantung pada individu apa yang menginginkan kedamaian itu sendiri.
Jadi kemudian, apakah kita sudah menyadari, bagaimana kedamaian yang kita inginkan? Jangan sampai, kita bahkan tidak tahu hal yang diri kita benar-benar inginkan. Jangan sampai, kita hanya mengikuti tren di luaran sana untuk menjadikan apa yang orang lain dapatkan menjadi sebuah bentuk kedamaian yang kita inginkan. Dan, jangan sampai kedamaian yang kita inginkan ternyata bukan keinginan kita, melainkan opini dari banyak orang yang membentuk kita harus memenuhi ekspektasi orang-orang disekitar kita.
Penulis mengajak kita semua untuk dapat memberikan ruang untuk berpikir lebih jernih terhadap apa yang mungkin menjadi keinginan diri sendiri. Mungkin 20 menit atau bahkan berjam-jam atau berhari-hari untuk kita paham, apa yang benar-benar kita inginkan, kita butuhkan, dan apa yang benar-benar membuat kita merasa damai. Jangan sampai, kita teralu pusing memikirkan hal-hal takjub yang harus kita penuhi, tapi kita bahkan tidak menyadari apakah itu semua kita perlukan dan apa bentuk kedamaian yang kita cita-citakan.
Noelis-kata~
Comments
Post a Comment